Selasa, 26 Februari 2013

Rumah Tua

 
"Di rumah tidak berpenghuni di jalan Mahesa, banyak isu-isu menyebutkan bahwa rumah itu adalah rumah setan. Masyarakat yang lewat disitu selalu terkena hal yang tidak baik. Jadi sampai sekarang sangat jarang manusia yang lewat disitu. Rumah itu konon adalah peninggalan putra kerajaan Belanda yang digunakan untuk menyiksa masyarakat. Peristiwa ini terjadi ratusan tahun lalu, lihat itu sampai-sampai atapnya hampir tertutup oleh akar pohon yang menjalar sangat besar. Lumut, sarang laba-laba, sepi, gelap itu semua menambah aroma mistis disana. Ditambah lagi dengan suara-suara aneh berteriak di banyak sudut,” Ujar Paiman dengan panjang lebar kepada para peneliti setan.
 
Peneliti setan mulai bergerak masuk menuju rumah itu. Lima orang itu belum percaya perkataan seorang petugas kebersihan tadi sebelum membuktikan sendiri. Lima orang peneliti setan sudah mempunyai bekal ilmu yang sangat kuat. Tidak sembarang orang yang bisa ikut peneliti setan tersebut, mereka ingin mempelajari ha-hal yang positif dari setan-setan yang ada disana.
 
Lima orang tersebut memiliki kemampuan dalam melukis setan-setan yang ada di sekitarnya. Mereka hanya mengeluarkan alat lukis mereka untuk mempelajari bagaimana kehidupan setan-setan tersebut. Tanpa waktu yang lama mereka sudah menyelesaikan lukisannya. Ada yang menggambar kuntilanak, tuyul, pocong, babi ngepet dan jelangkung. Mereka belum puas sebelum membuktikan masuk ke dalam rumah itu. Mereka akhirnya sepakat untuk masuk ke dalam rumah bersama.
 
Prok… prok… prok...
Hanya suara sepatu mereka yang terdengar. Sepi sunyi, tiba-tiba, piyarrr… Lukisan berkaca pecah tanpa alasan. Mereka kembali melanjutkan perjalanan. Kursi bergoyang, bayangan tidak berwujud, dan hal-hal aneh lainnya. Mereka belum menemukan sesosokpun setan yang mereka lukis. Hari sudah menandakan tengah malam, mereka istirahat di dekat pohon yang menjulang tinggi.
 
Tiba-tiba terdengar suara memanggil, “Hai, sedang apa kamu disini sampai malam begini? Daerah ini terlarang. Ayo sana pergi!” bujuk Paiman agar segera pergi. Setelah menunggu agak lama Paimanpun berlari ke arah belakang rumah, tidak tau mengapa. Lima orang itu kemudian mengikutinya dari belakang.
 
“Kok aneh ya sikap Paiman si petugas kebersihan itu,” kata salah satu peneliti setan. Dan ternyata Paiman tertangkap basah sedang melakukan ritual, buktinya banyak sekali alat-alat seperti lilin, jelangkung, dan lain sebagainya. Lima orang peneliti setan langsung menangkap Paiman dan ingin menyelidiki tentangnya.
  
“Sedang apa kamu di situ?” tanya peneliti setan.
“A… a… anu.”
“Sudah.. Bapak santai saja kami tidak akan menyakiti Bapak kami hanya menyelidiki. Ayo, pak jujur saja!” kata peneliti setan.
 
Setelah membujuk Paiman untuk berkata jujur, Paiman kemudian bicara. “Baik  saya mengakui tadi sedang melakukan ritual untuk mencari uang.”
“Dengan bantuan siapa bapak melakukan itu?” tanya peneliti setan.
“A… a… anu dengan tuyul, kuntilanak, pocong, babi ngepet, dan jelangkung,” kata Paiman dengan perasaan bersalah.
“Berarti benar dugaan kita mengenai penghuni rumah ini lewat lukisan kita.” Kata seorang peneliti setan.
“Ampun… saya berjanji tidak akan melakukan ini lagi.”
“Bapak berdoa saja kepada Tuhan, agar dosa Bapak diampuni.” Kemudian Paiman bertobat dan berlari kembali ke rumahnya.
 
Akhirnya lima orang peneliti setan berhasil mendapatkan pelajaran setelah mendapat keterangan dari Paiman. Mereka mempelajari lukisan mereka sendiri-sendiri. Belajarlah dari kuntilanak, sesulit apapun hidup, tapi selalu ingin tertawa. Belajarlah dari tuyul, masih kecil sudah biasa cari uang sendiri. Belajarlah dari pocong, dari dulu pakaiannya itu-itu saja, hidup sederhana. Belajarlah dari babi ngepet, kalau malam cuma pakai lilin, hemat listrik. Belajarlah dari jelangkung, mandiri, datang tak dijemput, pulang tak diantar.
 
Peneliti setan sudah menyelesaikan misinya yaitu mempelajari hal-hal positif dari para setan. Mereka juga berhasil menyadarkan Paiman petugas kebersihan agar tidak melakukan hal yang sesat lagi. Mereka kemudian pulang kembali ke markas peneliti setan.

0 komentar:

Posting Komentar