Selasa, 26 Februari 2013

Manusia Pohon

 
 
 
Seseorang duduk dibawah pohon tidak selebat 1 jam lalu. Temannya yang selama ini menjaganya dari hujan maupun panas, kini sudah tinggal batang besar diselubungi ranting-ranting berdaun seikit. Memang di hutan Carakata banyak manusia yang egois, buktinya manusia itu selalu menebang pohon untuk mencari keuntungan sendiri, tidak mau mempedulikan lingkungannya.
 
John yang melihat temannya di potong hidup-hidup, hatinya menangis, ingin dia membalas manusia itu namun hanya sebuah angan-angan yang sulit dicapai. John sudah tidak memiliki ayah dan ibu, kedua orang tuanya terjatuh dalam kecelakaan pesawat pribadi mereka sendiri di tengah-tengah hutan Carakata. Jika dibandingkan dengan anak di perkotaan sana, dia tidak lebih tua dari anak SD kelas 6. Karena faktor itulah dia kesulitan untuk membalas manusia itu.
 
Perasaan sedih yang mendalam menusuk hatinya, kini temannya si phon hanya dalam angan-angan saja. John berdoa agar mempunyai teman yang mirip seperti temannya yang sudah terpotong. Tidak ada yang dapat menggantikan temannya itu. Temannya itu paling besar diantara pohon-pohon yang lain, daunnya paling rimbun jika dibandingkan dengan lainnya. Tiba-tiba terdengar suara dari pohon itu. 
“John… John janganlah bersedih! aku tetap ada disini selama akarku belum mati.” Suara itu tiba-tiba berhenti. 
John kaget mengapa pohon bisa berbicara. “Dia tetap disini selama akar belum mati, berarti harus aku jaga terus pohon ini semampuku,” batin John.  
“Hai, anak muda, lindungi kami dari manusia-manusia egois, kami ingin hidup!” ribuan pohon bahkan ratusan pohon berbicara kepada John. 
John semakin takut. “Jangan takut kami hanya membutuhkan pertolonganmu.” Pohon-pohon tadi berbicara kepada John namun anehnya hanya John saja yang bisa mendengar. 
“John, 15 menit lagi manusia-manusia egois itu akan kembali kesini lagi, tolong bantu kami, temanmu, si pohon besar, dia juga pasti akan di bunuh sampai akar-akarnya.” 
John kali ini harus bertindak cepat, dia berdoa agar diberi kemudahan untuk melawan manusia-manusia egois.
Tiba-tiba tubuh John semakin lama berbentuk seperti pohon, kakinya tiba-tiba menancap di tanah, semakin lama semakin menjadi pohon seluruh anggota tubuhnya, 5 menit kemudian dia berubah menjadi pohon yang sangat-sangat besar anehnya dia masih bisa bergerak namn tidak sebebas seperti manusia. Dia juga masih memiliki perasaan hati seperti pada saat dia masih menjadi manusia. John berpikir apakah ini doa yang Tuhan berikan untuk aku? Ternyata Tuhan sudah mengabulkan doaku menjadi seperti ini. Sekarang aku siap melawan manusia-manusia egois itu. Sepuluh menit kemudian manusia-manusia itu datang dan sangat terkejut melihat ada pohon raksasa yang besarnya tak terkira.
 
“Ah, lebih baik kita tebang pohon ini saja! Kita pasti akan dapat banyak uang.” kata salah satu manusia egois sambil menunjuk pada pohon yang sebenarnya itu adalah John. 
“Setuju.” Jawab manusia-manusia egois lainnya dengan serempak. Manusia-manusia egois memulai pemotongannya. Namun pada saat gergaji menyentuh tubuh John, maka John langsung menggoyangkan batangnya, rantingnya dan seluruh bagian tubuh lainnya. Berhasil, dia membunuh manusia-manusia itu tanpa melukai pohon-pohon lainnya. 
 
Para pohon mengucapkan terima kasih sekali atas bantuan John. Sekarang John bingung karena tubuhnya sekarang menjadi pohon. Dia sedih sekali. Para pohon tidak bisa berbuat apa-apa untuk John. John harus menerima keadaanya. Namun, tiba-tiba keajaiban terjadi John langsung berubah menjadi manusia. 
“Syukurlah aku menjadi manusia lagi,” kata John senang. Akhirnya John, pohon besar dan para pohon hidup bersama. Mereka saling membantu saling bekerja sama dalam kelangsungan hidup mereka. Sejak saat itu pohon-pohon yang ada di hutan Carakata memanggilnya manusia pohon. 

0 komentar:

Posting Komentar