Seseorang
duduk dibawah pohon tidak selebat 1 jam lalu. Temannya yang selama ini
menjaganya dari hujan maupun panas, kini sudah tinggal batang besar
diselubungi ranting-ranting berdaun seikit. Memang di hutan Carakata
banyak manusia yang egois, buktinya manusia itu selalu menebang pohon
untuk mencari keuntungan sendiri, tidak mau mempedulikan lingkungannya.
John yang
melihat temannya di potong hidup-hidup, hatinya menangis, ingin dia
membalas manusia itu namun hanya sebuah angan-angan yang sulit dicapai.
John sudah tidak memiliki ayah dan ibu, kedua orang tuanya terjatuh
dalam kecelakaan pesawat pribadi mereka sendiri di tengah-tengah hutan
Carakata. Jika dibandingkan dengan anak di perkotaan sana, dia tidak
lebih tua dari anak SD kelas 6. Karena faktor itulah dia kesulitan untuk
membalas manusia itu.
Perasaan
sedih yang mendalam menusuk hatinya, kini temannya si phon hanya dalam
angan-angan saja. John berdoa agar mempunyai teman yang mirip seperti
temannya yang sudah terpotong. Tidak ada yang dapat menggantikan
temannya itu. Temannya itu paling besar diantara pohon-pohon yang lain,
daunnya paling rimbun jika dibandingkan dengan lainnya. Tiba-tiba
terdengar suara dari pohon itu.
“John… John janganlah bersedih! aku tetap ada disini selama akarku belum mati.” Suara itu tiba-tiba berhenti.
John
kaget mengapa pohon bisa berbicara. “Dia tetap disini selama akar belum
mati, berarti harus aku jaga terus pohon ini semampuku,” batin John.
“Hai,
anak muda, lindungi kami dari manusia-manusia egois, kami ingin hidup!”
ribuan pohon bahkan ratusan pohon berbicara kepada John.
John
semakin takut. “Jangan takut kami hanya membutuhkan pertolonganmu.”
Pohon-pohon tadi berbicara kepada John namun anehnya hanya John saja
yang bisa mendengar.
“John, 15
menit lagi manusia-manusia egois itu akan kembali kesini lagi, tolong
bantu kami, temanmu, si pohon besar, dia juga pasti akan di bunuh sampai
akar-akarnya.”
John kali ini harus bertindak cepat, dia berdoa agar diberi kemudahan untuk melawan manusia-manusia egois.
Tiba-tiba
tubuh John semakin lama berbentuk seperti pohon, kakinya tiba-tiba
menancap di tanah, semakin lama semakin menjadi pohon seluruh anggota
tubuhnya, 5 menit kemudian dia berubah menjadi pohon yang sangat-sangat
besar anehnya dia masih bisa bergerak namn tidak sebebas seperti
manusia. Dia juga masih memiliki perasaan hati seperti pada saat dia
masih menjadi manusia. John berpikir apakah ini doa yang Tuhan berikan
untuk aku? Ternyata Tuhan sudah mengabulkan doaku menjadi seperti ini.
Sekarang aku siap melawan manusia-manusia egois itu. Sepuluh menit
kemudian manusia-manusia itu datang dan sangat terkejut melihat ada
pohon raksasa yang besarnya tak terkira.
“Ah,
lebih baik kita tebang pohon ini saja! Kita pasti akan dapat banyak
uang.” kata salah satu manusia egois sambil menunjuk pada pohon yang
sebenarnya itu adalah John.
“Setuju.”
Jawab manusia-manusia egois lainnya dengan serempak. Manusia-manusia
egois memulai pemotongannya. Namun pada saat gergaji menyentuh tubuh
John, maka John langsung menggoyangkan batangnya, rantingnya dan seluruh
bagian tubuh lainnya. Berhasil, dia membunuh manusia-manusia itu tanpa
melukai pohon-pohon lainnya.
Para
pohon mengucapkan terima kasih sekali atas bantuan John. Sekarang John
bingung karena tubuhnya sekarang menjadi pohon. Dia sedih sekali. Para
pohon tidak bisa berbuat apa-apa untuk John. John harus menerima
keadaanya. Namun, tiba-tiba keajaiban terjadi John langsung berubah
menjadi manusia.
“Syukurlah
aku menjadi manusia lagi,” kata John senang. Akhirnya John, pohon besar
dan para pohon hidup bersama. Mereka saling membantu saling bekerja
sama dalam kelangsungan hidup mereka. Sejak saat itu pohon-pohon yang
ada di hutan Carakata memanggilnya manusia pohon.
0 komentar:
Posting Komentar